 
 Masa yang paling menyedihkan adalah masa remaja.
Masa yang paling ingin dikenang adalah masa remaja.
Masa yang paling ingin dilupakan adalah masa remaja.
Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih banyak dikutip orang.
Menurut
 Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau 
pencarian identitas diri. Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James 
Marcia yang menemukan bahwa ada empat status identitas diri pada remaja 
yaitu  identity diffusion/ confussion, moratorium, foreclosure,  dan identity achieved
 (Santrock, 2003, Papalia, dkk, 2001, Monks, dkk, 2000, Muss, 1988). 
Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri 
ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja.
Gunarsa  (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan  berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:
- kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
- ketidakstabilan emosi.
- adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
- Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
- Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua.
- Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
- Senang bereksperimentasi.
- Senang bereksplorasi.
- Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
- Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.
Permasalahan Fisik dan Kesehatan
     
Permasalahan akibat perubahan fisik banyak 
dirasakan oleh remaja awal ketika mereka mengalami pubertas. Pada remaja
 yang sudah selesai masa pubertasnya (remaja tengah dan akhir) 
permasalahan fisik yang terjadi berhubungan dengan ketidakpuasan/ 
keprihatinan mereka terhadap keadaan fisik yang dimiliki yang biasanya 
tidak sesuai dengan fisik ideal yang diinginkan. Mereka juga sering 
membandingkan fisiknya dengan fisik orang lain ataupun idola-idola 
mereka. Permasalahan fisik ini sering mengakibatkan mereka kurang 
percaya diri. Levine & Smolak (2002) menyatakan bahwa 40-70% remaja 
perempuan merasakan ketidakpuasan pada dua atau lebih dari bagian 
tubuhnya, khususnya pada bagian pinggul, pantat, perut dan paha. Dalam 
sebuah penelitian survey pun ditemukan hampir 80% remaja ini mengalami 
ketidakpuasan dengan kondisi fisiknya (Kostanski & Gullone, 1998). 
Ketidakpuasan akan diri ini sangat erat kaitannya dengan distres emosi, 
pikiran yang berlebihan tentang penampilan, depresi, rendahnya harga 
diri, onset merokok, dan perilaku makan yang maladaptiv (& Shaw, 
2003; Stice & Whitenton, 2002). Lebih lanjut, ketidakpuasan akan  body image
 ini dapat sebagai pertanda awal munculnya gangguan makan seperti 
anoreksia atau bulimia (Polivy & Herman, 1999; Thompson et al).
Dalam
 masalah kesehatan tidak banyak remaja yang mengalami sakit kronis. 
Problem yang banyak terjadi adalah kurang tidur, gangguan makan, maupun 
penggunaan obat-obatan terlarang. Beberapa kecelakaan, bahkan kematian 
pada remaja penyebab terbesar adalah karakteristik mereka yang suka 
bereksperimentasi dan berskplorasi.
    Penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang 
akhir-akhir ini sudah sangat memprihatinkan. Walaupun usaha untuk 
menghentikan sudah digalakkan tetapi kasus-kasus penggunaan narkoba ini 
sepertinya tidak berkurang. Ada kekhasan mengapa remaja menggunakan 
narkoba/ napza yang kemungkinan alasan mereka menggunakan berbeda dengan
 alasan yang terjadi pada orang dewasa. Santrock (2003) menemukan 
beberapa alasan mengapa remaja mengkonsumsi narkoba yaitu karena ingin 
tahu, untuk meningkatkan rasa percaya diri, solidaritas, adaptasi dengan
 lingkungan, maupun untuk kompensasi.
- Pengaruh sosial dan interpersonal: termasuk kurangnya kehangatan dari orang tua, supervisi, kontrol dan dorongan. Penilaian negatif dari orang tua, ketegangan di rumah, perceraian dan perpisahan orang tua.
- Pengaruh budaya dan tata krama: memandang penggunaan alkohol dan obat-obatan sebagai simbol penolakan atas standar konvensional, berorientasi pada tujuan jangka pendek dan kepuasan hedonis, dll.
- Pengaruh interpersonal: termasuk kepribadian yang temperamental, agresif, orang yang memiliki lokus kontrol eksternal, rendahnya harga diri, kemampuan koping yang buruk, dll.
- Cinta dan Hubungan Heteroseksual
- Permasalahan Seksual
- Hubungan Remaja dengan Kedua Orang Tua
- Permasalahan Moral, Nilai, dan Agama
Lain halnya dengan pendapat Smith & 
Anderson (dalam Fagan,2006), menurutnya kebanyakan remaja melakukan 
perilaku berisiko dianggap sebagai bagian dari proses perkembangan yang 
normal. Perilaku berisiko yang paling sering dilakukan oleh remaja 
adalah penggunaan rokok, alkohol dan narkoba (Rey, 2002). Tiga jenis 
pengaruh yang memungkinkan munculnya penggunaan alkohol dan narkoba pada
 remaja:
Salah satu akibat dari berfungsinya 
hormon gonadotrofik yang diproduksi oleh kelenjar hypothalamus adalah 
munculnya perasaan saling tertarik antara remaja pria dan wanita. 
Perasaan tertarik ini bisa meningkat pada perasaan yang lebih tinggi 
yaitu cinta romantis (romantic love) yaitu  luapan hasrat kepada seseorang atau orang yang sering menyebutnya “jatuh  cinta”.
Santrock
 (2003) mengatakan bahwa cinta romatis menandai kehidupan percintaan 
para remaja dan juga merupakan hal yang penting bagi para siswa. Cinta 
romantis meliputi sekumpulan emosi yang saling bercampur seperti rasa 
takut, marah, hasrat seksual, kesenangan dan rasa cemburu. Tidak semua 
emosi ini positif. Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Bercheid 
& Fei ditemukan bahwa cinta romantis merupakan salah satu penyebab 
seseorang mengalami depresi dibandingkan dengan permasalahan dengan 
teman.
Tipe cinta yang lain adalah cinta kasih sayang (affectionate love) atau yang sering disebut cinta kebersamaan yaitu saat muncul keinginan individu untuk memiliki individu lain secara dekat dan mendalam, dan memberikan kasih sayang untuk orang tersebut. Cinta kasih sayang ini lebih menandai masa percintaan orang dewasa daripada percintaan remaja.
Dengan
 telah matangnya organ-organ seksual pada remaja maka akan mengakibatkan
 munculnya dorongan-dorongan seksual. Problem tentang seksual pada 
remaja adalah berkisar masalah bagaimana mengendalikan dorongan seksual,
 konflik antara mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh 
dilakukan, adanya “ketidaknormalan” yang dialaminya berkaitan dengan 
organ-organ reproduksinya, pelecehan seksual, homoseksual, kehamilan dan
 aborsi, dan sebagainya (Santrock, 2003, Hurlock, 1991).
Diantara perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja yang dapat mempengaruhi hubungan orang tua dengan remaja adalah : pubertas, penalaran logis yang berkembang, pemikiran idealis yang meningkat, harapan yang tidak tercapai, perubahan di sekolah, teman sebaya, persahabatan, pacaran, dan pergaulan menuju kebebasan.
Beberapa
 konflik yang biasa terjadi antara remaja dengan orang tua hanya 
berkisar masalah kehidupan sehari-hari seperti jam pulang ke rumah, cara
 berpakaian, merapikan kamar tidur. Konflik-konflik seperti ini jarang 
menimbulkan dilema utama dibandingkan dengan penggunaan obat-obatan 
terlarang maupun kenakalan remaja.
Beberapa 
remaja juga mengeluhkan cara-cara orang tua memperlakukan mereka yang 
otoriter, atau sikap-sikap orang tua yang terlalu kaku atau tidak 
memahami kepentingan remaja.
Akhir-akhir ini banyak orang tua maupun pendidik yang merasa khawatir bahwa anak-anak mereka terutama remaja mengalami degradasi moral. Sementara remaja sendiri juga sering dihadapkan pada dilema-dilema moral sehingga remaja merasa bingung terhadap keputusan-keputusan moral yang harus diambilnya. Walaupun di dalam keluarga mereka sudah ditanamkan nilai-nilai, tetapi remaja akan merasa bingung ketika menghadapi kenyataan ternyata nilai-nilai tersebut sangat berbeda dengan nilai-nilai yang dihadapi bersama teman-temannya maupun di lingkungan yang berbeda.
Pengawasan terhadap tingkah laku oleh orang dewasa sudah sulit dilakukan terhadap remaja karena lingkungan remaja sudah sangat luas. Pengasahan terhadap hati nurani sebagai pengendali internal perilaku remaja menjadi sangat penting agar remaja bisa mengendalikan perilakunya sendiri ketika tidak ada orang tua maupun guru dan segera menyadari serta memperbaiki diri ketika dia berbuat salah.
Dari beberapa bukti dan fakta tentang remaja, karakteristik dan permasalahan yang menyertainya, semoga dapat menjadi wacana bagi orang tua untuk lebih memahami karakteristik anak remaja mereka dan perubahan perilaku mereka. Perilaku mereka kini tentunya berbeda dari masa kanak-kanak. Hal ini terkadang yang menjadi stressor tersendiri bagi orang tua. Oleh karenanya, butuh tenaga dan kesabaran ekstra untuk benar-benar mempersiapkan remaja kita kelak menghadapi masa dewasanya.
sumber: http://meiliawati97.blogspot.co.id/p/blog-page_4357.html
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar